SEKS PADA REMAJA
Remaja
merupakan masa antara anak-anak menuju orang dewasa. Remaja tidak sama dengan
masa pubertas. Perkembangan fisik, kognitif, emosional remaja pastinya
berkaitan dengan sikap dan perilaku seksual remaja tersebut. Rasa ingin tahu
dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin mempraktekan apa yang mereka
ketahui tentang perilaku/ kegiatan orang dewasa. Teman seumuran juga memainkan
peranan yang sangat kuat terhadap sikap dan perilaku seksual remaja. Secara
psikologis pada fase remaja, memiliki dua aspek penting yaitu remaja diharapkan
sudah menemukan orientasi seksualitasnya atau arah ketertarikan seksualnya, dan
remaja diharapkan untuk menerima dan mengembangkan peran seks serta kemampuan
tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya.
Dalam era globalisasi sekarang ini,
memungkinkan para remaja itu dengan mudah mendapatkan tontonan atau film yang
tersaji, bahkan bacaan dan lain sebagainya mengenai seks dari dalam maupun luar
negri. Informasi tentang seks dikalangan remaja yang di peroleh dari sumber –
sumber tersebut ada yang tidak sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di
Indonesia. Dari sebuah sumber penelitian pada tahun 1991, menunjukan bahwa hal
yang mempengaruhi perilaku seksual menyimpang, menurut kelompok tokoh
masyarakat, yaitu karena pengaruh lingkungan yang sangat dominan.
Pada remaja sekarang, perkembangan
fisik berjalan sangat cepat, sehingga
pada masa remaja berakhir mereka sudah memiliki organ seksual primer maupun
sekunder sebagaimana halnya orang dewasa. Masalah remaja, pada dasarnya
bersumber pada perubahan organo-biologik akibat pematangan organ – organ
reproduksi yang sering kali tidak diketahui oelh remaja sendiri. Meskipun
masyarakat belum bisa menerima pembicaran mengenai masalah seks secara terang –
terangan dalam kalangan remaja, misalnya di sekolah masih terbatas, padahal
menurut studi pengajaran tentang sex education sangat penting, dampak positif
yang ditimbulkan juga dapat mengajarkan bagaimana baik nya dalam bertindak
untuk perempuan maupun laki laki. Kebutuhan pembelajaran tentang sex dan
reproduksi juga harus disampaikan dengan cara yang baik dan benar. Pada
Indonesia sendiri perubahan sikap aktivitas seksual pada remaja remaja
Indonesia juga termasuk memprihatikan. Hal ini dapat di lihat dari kecendrungan
tingkat kehamilan pada remaja yang terus meningkat setiap tahun nya. Kesehatan
reproduksi seksual juga sasngat penting bagi terbentuknya sebuah keluarga yang
bahagia dan sejahtera. Terbentuknya keluarga yang baik dan sejahtera ini juga
dapat membantu memajukan bangsa.
Tidak dapat di sangkal bahwa seks
merupakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh kalangan reaja pada zaman sekarang.
Bagi remaja yang abru mendapatkan pembangkitan hormone seksual pada pertama
kalinya, perasaan yang ditimbulkan akan mengakibatkan gejolah gejolaknya yang
dapat membuat frustasi. Perkembangan seksual reproduksi pada remaja di
pengaruhi oleh hormone seks, baik pada laki laki maupun perempuan. Hormon seks
yang baik adalah tekstoteron, estrogen dan progesterone. Perilaku seksual yang
biasa dilakukan terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1.
Bersentuhan, dimulai dari berpegangan tangan
samapi berpelukan.
2.
Berciuman, mulai dari ciuman singkat, hingga
ciuman panas dari bibir dan memainkan lidah.
3.
Bercumbuan, hampir sama dengan bersentuhan dan
berciuman, tetapi dilakukan di daerah erotis yang dapat membangkitkan gairah
seksual pasangan.
4.
Berhubungan intim.
Anda dapat membaca di artikel saya mengenai perilaku seksual
atau foreplay yang dapat membantu seks anda lebih menggairahkan secara lengkap
di seks yang menggairahkan.
Pada remaja yang memperoleh pendidikan seks melalui sunber
yang tidak pas, dapat berdampak negative sangat besar. Sehingga wajar bila
terjadi perilaku seks remaja tersebut dapat menyimpang. Dalam kenyataannya,
masih banyak anak remaja yang mengaku bahwa pendidikan seks tidak didapat
dari orangtua, tetapi di dapat dari buku bacaan dan dari informasi yang
diberikan temannya. Karena di sekolah ataupun di masyarakat tidak ada mata
pelajaran khusus membahas pendidikan tentang organ seksual. Bahkan katanya,
karena tidak mengetahui pendidikan seks dengan benar bebarapa teman remaja
tersebut harus menanggung malu karena hamil.
Bagi remaja zaman sekarang perbincangan
mengenai hubungan seks bukan hal yang tabu, sudah menjadi hal yang biasa. Pada
zaman sekarang sex dianggap benar dan normal atau paling sedikit di
perbolehkan. Bahkan hubungan seks di luar nikah dianggap benar apabila
orang-orang yang terlibat saling mencintai dan saling terkait.
beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku seks pada remaja, yaitu:
- Pertama, faktor perkembangan yang
terjadi dalam diri mereka berasal dari keluarga di mana anak mulai tumbuh dan
berkembang. Hubungan cinta kasih orang tua merupakan faktor utama bagi
seksualitas anak selanjutnya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua dalam
suatu keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Dalam hal ini sikap orang tua dapat digolongkan menjadi
tiga,
(1) orang tua yang
melarang anak-anaknya membicarakan soal-soal seks, karena itu dianggap tabu;
(2) orang tua yang
acuh tak acuh. Mereka sama sekali tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya,
termasuk dalam hal seksualitas;
(3) orang tua yang
benar-benar memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Mereka mau memberi
penjelasan tentang pergaulan putra-putrinya.
- Kedua, faktor luar yang mencakup
sekolah cukup berperan terhadap perkembangan remaja dalam mencapai
kedewasaannya. Di sekolah mereka dihadapkan dengan pemikiran dan pandangan
serta penilaian yang lebih obyektif, termasuk dalam soal seksualitas. Namun
sayang, realitasnya kebanyakan sekolah kurang berani dan belum menangani secara
serius.
- Ketiga, masyarakat yaitu adat
kebiasaan, pergaulan dan perkembangan di segala bidang khususnya teknologi yang
dicapai manusia pada dewasa ini. Bagi remaja desa, di mana masyarakat masih
menjaga dan melindungi adat secara ketat, sedikit sekali anak berprilaku
berandalan. Lingkungan masyarakat yang baik akan mempengaruhi orang yang baik
dan kuat. Pada masyarakat kota, di samping orang tua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan sehari-hari, lingkungan masyarakat juga besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak.
Banyak orangtua yang mungkin masih
mengandalkan trik untuk menakut-nakuti untuk mencegah anak melakukan aktivitas
seksual. Misal, dengan mengatakan padanya untuk tidak berenang bersama teman
laki-laki karena berpotensi membuatnya hamil. Pada dasarnya hal tersebut
tidaklah benar. Berikanlah fakta dan informasi yang benar tentang seks pada
anak anda. Namun, jangan juga menceramahiatau memarahi anak anda ketikasang
anak bertanya tentang hal hal berbau seks. Pahamilah bahwa pada masa remaja,
tentu ada dorongan besar dan rasa penasaran yang mulai muncul tentang seks pada
anak, kekhawatiran anda juga akan bertambah tentang hal tersebut, Pahami
perasaan anak dan berikan penjelasan dengan pikiran yang jernih. Pendidikan
seks yang anda berikan juga akan berpengaruh besar untuk perkembangan anak pada
nantinya.
Untuk itu, semua orang tua, guru, masyarakat, tokoh
agama dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang seks yang benar kepada
remaja. Karena saat ini berbicara masalah seks bukan lagi hal yang tabu. Remaja
harus mengetahuinya. Para pendidik diharapkan memahami karakteristik perilaku
seksual remaja, perkembangan peranan seks pada remaja, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual remaja. Semoga artikel saya dapat membantu para
pembaca sekalian!